Aroma Jepang Tinggalkan AFC

MITOSBOLA – roma Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) untuk meninggalkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) tercium menyengat dari artikel media Negeri Sakura, Football Tribe.

Football Tribe, media yang berbasis di Sapporo, Hokkaido, menerbitkan tulisan pada Jumat (17/10/2025) yang berjudul “Apakah akan berdampak pada Timnas Jepang? JFA pertimbangkan keluar dari AFC karena ‘protes terhadap manipulasi tidak adil’, termasuk masalah yang melibatkan Vissel Kobe”.

AFC disebut dikritik atas berbagai kebijakan, termasuk memusatkan babak gugur AFC Champions League (ACL) 2024/2025 di Arab Saudi serta “perlakuan tidak adil terhadap Visse Kobe”.

Irak Ingin Gabung?

Rumor JFA ingin keluar dari AFC dan membentuk konfederasi baru juga diperkuat oleh laporan dari media Irak, UTV, pada Kamis (16/10/2025) yang menyebut Jepang dan negara Asia Timur lainnya berencana mendirikan “Aliansi Asia Timur”.

“Mereka memprotes dugaan manipulasi dan korupsi di dalam AFC, yang dianggap berada di bawah pengaruh dana besar dari Qatar,” ujar media itu via Football Tribe.

Bukan hanya negara dari Asia Timur, rumor pencetusan Aliansi Asia Timur juga mengundang ketertarikan dari Federasi Sepak Bola Irak (IFA) yang notabene berasal dari Asia Barat.

Pada ACL Elite musim lalu, Shandong Taishan dari China memilih untuk menarik diri di tengah turnamen. Berdasarkan Pasal 5 Ayat 6 peraturan kompetisi, AFC menjelaskan “klub yang mundur setelah kompetisi dimulai akan membuat seluruh pertandingan yang telah dilakoni dibatalkan dan dianggap tidak sah”.

Akibatnya, Vissel Kobe yang seharusnya finis di peringkat ketiga Wilayah Timur ACL Elite, harus turun ke posisi kelima karena hasil melawan Shandong Luneng tidak dihitung.

“Masalah lain muncul pada pertandingan antara Vissel Kobe dan Shandong Taishan di Stadion Noevir, Kobe, pada 2 Oktober 2024. Dalam laga itu terjadi keributan antara pemain dan staf kedua tim,” ujar Football Tribe.

JFA dengan AFC Makin Tegang

Akibatnya, AFC menjatuhkan denda sebesar 10.000 dolar AS atau setara dengan Rp155 juta kepada Vissel Kobe.

Namun, AFC tetap tidak mencabut sanksi tersebut meski Shandong Luneng terdiskualifikasi. Keputusan yang dianggap standar ganda itu memicu kritik dari pencinta sepak bola Jepang.

“Selain itu, dalam konteks tim nasional, para pemain Jepang yang bermain di Eropa seperti Takefusa Kubo dari Real Sociedad harus menempuh perjalanan jauh setiap kali FIFA Matchday,” ungkap Football Tribe.

“Kondisi ini memengaruhi kebugaran mereka, sehingga muncul desakan agar AFC meninjau kembali struktur organisasinya, termasuk pembagian zona kualifikasi Piala Dunia dan turnamen resmi lainnya,” katanya.

Hubungan antara JFA dan AFC digambarkan makin tegang. Rasa frustrasi pencinta sepak bola Negeri Sakura kepada AFC telah mencapai klimaksnya. Namun, pembentukan Aliansi Asia Timur masih diragukan.